Musim hujan... waktu yang sangat tepat untuk bermain air. Main hujan salah satu kegiatan favoritku sejak kecil. Desember bulan hujan yang cukup lebat di kotaku, dan di bulan ini juga banyak kegiatan travellingku yang terencana, maupun tidak a.ka dadagan.
Kali ini juga salah satu kegiatan travelling dadagan, memang sech tujuannya hanya survei tempat buat outbound sekolah dan itupun hanya sebentar, tepatnya tanggal 5 Desember 2014. Hanya saja bagiku, berkunjung ke tempat yang baru dan menikmati ciptaan Allah Yang Maha Kuasa memiliki kesan tersendiri. Air terjun Dlundung, Trawas, itulah tujuanku.
Air Terjun Dlundung terletak di Dusun Ketapang, Desa Kemloko, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di kaki Gunung Welirang. Berjarak 45 km dari Kota Malang dan 60 km dari Kota Surabaya. Air terjun ini bisa ditempuh selama 1,5 jam dari kota Surabaya. Air Terjun Dlundung memiliki ketinggian yang tidak begitu tinggi memang sekitar 50-60 meter, apalagi air yang jatuh dari atas tidak langsung sampai ke bawah namun air yang jatuh masih menyentuh tebing yang berundak sehingga air yang turun tidak begitu deras. Aliran airnya yang lembut menjadi daya tarik tersendiri air terjun ini. (http://balibackpacker.blogspot.com/2012/10/air-terjun-dlundung-trawas-mojokerto.html)
Sebelum masuk ke area air terjun, kita disuguhi tanah lapang yang cukup luas dan dibentengi pohon pinus yang berjejer rapi. Aroma pinuspun menyeruak saat memasuki area ini. Biasanya area ini digunakan untuk perkemahan. Dengan fasilitas yang lumayan mendukung dan tanah yang cukup landai, kegiatan perkemahan lebih nyaman dilaksanakan.
Kali ini juga salah satu kegiatan travelling dadagan, memang sech tujuannya hanya survei tempat buat outbound sekolah dan itupun hanya sebentar, tepatnya tanggal 5 Desember 2014. Hanya saja bagiku, berkunjung ke tempat yang baru dan menikmati ciptaan Allah Yang Maha Kuasa memiliki kesan tersendiri. Air terjun Dlundung, Trawas, itulah tujuanku.
Air Terjun Dlundung terletak di Dusun Ketapang, Desa Kemloko, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di kaki Gunung Welirang. Berjarak 45 km dari Kota Malang dan 60 km dari Kota Surabaya. Air terjun ini bisa ditempuh selama 1,5 jam dari kota Surabaya. Air Terjun Dlundung memiliki ketinggian yang tidak begitu tinggi memang sekitar 50-60 meter, apalagi air yang jatuh dari atas tidak langsung sampai ke bawah namun air yang jatuh masih menyentuh tebing yang berundak sehingga air yang turun tidak begitu deras. Aliran airnya yang lembut menjadi daya tarik tersendiri air terjun ini. (http://balibackpacker.blogspot.com/2012/10/air-terjun-dlundung-trawas-mojokerto.html)
Sebelum masuk ke area air terjun, kita disuguhi tanah lapang yang cukup luas dan dibentengi pohon pinus yang berjejer rapi. Aroma pinuspun menyeruak saat memasuki area ini. Biasanya area ini digunakan untuk perkemahan. Dengan fasilitas yang lumayan mendukung dan tanah yang cukup landai, kegiatan perkemahan lebih nyaman dilaksanakan.
Awalnya sesampai di sana awan mendung belum menggantung, tapi setelah beberapa saat mendung gelap pun datang diikuti kabut tebal dari area gunung. Bau hujan pun terasa, udara dingin mulai menelusup ke dalam tubuh. Suasana seperti ini paling cocok ditemani kopi panas, sembari menunggu hujan redah dan melanjutkan perjalanan menuju area air terjun.
Sayang hanya sebentar aku mengunjungi tempat ini, walaupun begitu bisa membuat otakku segar dan stress hilang. Segar setelah diguyur air hujan dan melihat alam yang indah.
Namun, jika menunggu hujan berhenti, tujuan kami ke air terjun tidak akan terlaksana. Jarum jam tangan sudah hampir menunjuk ke pukul 3 sore, akhirnya kami sepakat untuk menerobos hujan yang tidak terlalu deras menuju kawasan air terjun.
Dengan bermain hujan, perjalanan kami pun berlangsung. Terdengar suara aliran air sungai yang cukup deras mengiringi perjalanan kami. Di jalan setapak yang sudah terawat, kaki-kaki kami bergerak sebari menikmati pohon-pohon yang berkeliling menadai air hujan yang turun dari langit abu-abu.
Setelah melewati jembatan, terdapat tempat parkir yang tersedia untuk pengunjung, dikelilingi beberapa warung yang waktu itu pada tutup. Di belakang lokasi parkir, terdapat tangga menuju lokasi air terjun. Jalan setapak berlapis semen berundak ini lumayan licin saat hujan, jadi perlu ekstra hati-hati saat melewatinya. Aroma tanah basah dan tumbuhan lembab pun menyeruak di sepanjang jalan setapak itu. Titik-titik hujan berloncatan dari daun ke daun menimbulkan bunyi gerimis yang merdu. aaahhhh.... aku sangat menyukai suasana seperti ini.
Tibalah di lokasi air terjun Dlundung. Tampak air jatuh menyerupai selendang bidadari bening yang terhampar dari atas sampai dasar tebing, ditampung di sungai yang jernih. Tampak batu-batu besar di dasar sungai kecil itu. Suasana alam liar masih nampak di area ini, tercipta secara alami yang dibentengi tebing-tebing basah terkena air hujan.
Sampai jumpa lagi dlundung....
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar