Tampilkan postingan dengan label Jogjakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jogjakarta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Mei 2018

Merapi Tak Ingkar Janji

"pulang ke kotamu .... ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu ... tiap sudut menyapaku bersahabat ...penuh selaksa makna
terhanyut aku akan nostalgia
saat kita sering luangkan waktu ... nikmati bersama suasana jogja 
Di persimpangan langkahku terhenti
ramai kaki lima ....menjajakan sajian khas berselera ...orang duduk bersila
musisi jalanan mulai beraksi ... seiring laraku kehilanganmu
merintih sendiri ... ditelan deru kotamu" 

Sudah... tak akan kulanjutkan lagi lagu ini ... terlalu sedih... {kenapa??? nanti juga tau xixixix!!  klik aja dech video ini kalo pengen nyanyi lagi hehehe.... }

Jogjakarta... Salah satu Daerah Istimewa di pulau Jawa. Hampir setiap tahun aku ke kota ini, jika ga ada halangan. Misinya mengantar murid-murid study tour. Sangking seringnya, sampai beberapa tempat aku hapal seluk beluknya, terutama daerah Masjid Gede Jogjakarta. Jadi inget wedang rondhe di depan masjid dech... enak banget lho!!! 

Tapi tahun ini agak berbeda, kalau biasanya tour balap alias ngebis tanpa menginap di Jogjakarta langsung pulang dan juga biasanya di bulan Mei. Namun tahun ini di bulan Februari dan menginap 1 malam di kota Gudeg ini. Destinasinya juga ditambah, yaitu ke lokasi Ketep Pass. Tempat ini salah satu Pos mengamatan Gunung Merapi yang fenomenal.

(untuk lebih jelasnya silahkan liat di sini ya... https://id.wikipedia.org/wiki/Ketep_Pass#Fasilitas & http://www.brobali.com/2016/09/ketep-pass-wisata-paling-populer-di-magelang.html)
ini bus kami xixixi
Saat tiba di lokasi ini sekitar pukul 12 siangan, hawa dingin khas pegunungan merasuk, oksigen hasil alam pegunungan pun mulai masuk dari hidung diedarkan ke seluruh tubuhku oleh darah jenis AB-ku. Turun dari bus, mataku disajikan sebuah beberapa raksasa yang sedang tidur dengan damainya. Walaupun salah satu raksasa itu telah memporak-porandakan wilayah Jogjakarta dan sekitarnya pada 5 November 2010. Ya benar... Gunung Merapi, salah satu gunung api di dunia yang sangat aktif. Penampakannya pas di belakang huruf-huruf yang berjajar membentuk kata Ketep Pass.  (https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi#Erupsi_2010)
Begitu melihat sekeliling tempat ini, rasa ingin tauku pun mulai menyeruak. Tapi sayang mendung yang bergelayutan mulai meneteskan air gerimis dari langit. Kalau kata Om, hujannya gerimis romantis... bener emang xixixi. Berbekal jaket hijau berhoddie dan kamera ponsel keluaran lama akupun berkeliling mengabadikan setiap jejak langkahku.

Sebelah kanan tulisan Ketep Pass terdapat sebuah musholah kecil dilengkapi kamar mandi di sisi kanan dan kirinya. Musholah terbuka ini cukup nyaman untuk beribadah dan bersantai.  Di sebelah kiri tulisan Ketep Pass terdapat beberapa warung dan tempat parkir yang lumayan luas.
Langkah kaki ku berlanjut ke sebelah kanan tulisan Ketep Pass terdapat jalan kecil, awalnya ku sangka hanya jalan setapak ke belakang Musholah, ternyata masih banyak lokasi yang keren.
Beberapa langkah sudah disuguhi pemandangan sepeti ini. Berderet banyak warung yang mempunyai background luar biasa, Gunung Merapi yang sangat megah. Jika makan siang di warung-warung itu pas lebih nikmat dan menyegarkan, tapi sayang aku ga makan siang di sana hehehe.
Jalan ke kanan sedikit lagi terdapat tempat yang lumayan panjang dan terdapat playground untuk pengunjung anak-anak. Walaupun tempat ini aman, tapi tetap harus butuh pantauan dari orang tua, mengingat tempatnya agak tinggi (takutnya untuk anak-anak yang aktif dan ceroboh bisa jatuh ke bawah... kan kasian!!)
Ke tingkat selanjutnya, aku berjalan menaiki beberapa anak tangga yang jumlahnya lumayan banyak dan cukup aman untuk dinaiki dengan berlari (kebiasaanku dech... naik turun anak tangga sambil lari :D :D). Setelah anak tangga terakhir terdapat pemandangan seperti di foto-foto di bawah ini. Terdapat Gazebo besar dan di sana ada beberapa karya seni lukisan dan informasi tentang Gunung Merapi.
Jalan ke depan sedikit terdapat dua gazebo, yang satu lumayan besar dan terdapat tempat duduk yang melingkar dan satunya kecil terdapat teropong yang bisa digunakan pengunjung untuk melihat puncak merapi.
Berjalan lagi sampai ke ujung, terdapat bangunan pelataran yang lumayan luas berbentuk segiempat yang mungkin juga digunakan untuk mengamati puncak merapi. Karena dari sini sangat jelas dan bisa mencakup luas view beberapa wilayang sekitar merapi.
Itu bukan jaketku ya... cuman keren aja kalo dijadiin objek foto hehehe ....
Setelah puas mengelilingi ujung lokasi Ketep Pass, pindah lokasi ke sebelah gazebo besar. Terdapat monumen elang sebai icon tempat ini, dibawahnya terdapat prasasti peresmian yang bertanda tangan Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 17 Oktober 2002. Di sebelah kiri prasasti terdapat gedung mega terdapat tulisan Ketep Vulcano Theather. Di dalam gedung tersebut terdapat museum Gunung merapi di bagian bawah dan teater tempat pemutara film dokumenter aktifitas Merapi. Film berdurasi kurang lebih 20 menitan ini berhasil membuat kami (rombongan SMP Muhammadiyah 2 Bangil) terkesimah kejadian dasyatnya letusan Gunung Merapi. Dengan berbekal uang Rp. 20.000,00 pengunjung bisa memasuki wilayah ini dan menonton film dokumenter di dalam teater yang sangat nyaman, memang tidak besar tapi suara dan gambar film tak kalah dengan Cinema 21 hehehe.... (http://jateng.tribunnews.com/2016/11/20/belajar-menjadi-bijak-setelah-menyaksikan-film-dokumenter-merapi-tak-pernah-ingkar-di-ketep-pass)
Untuk museum Merapi yang berada di bawah teater cukup besar, cuman sayang aku hanya sekedar lewat saja, tak ada waktu mengabadikan gambar. Di samping lampunya masih dimatikan, aku harus buru-buru menuju teater.
http://turisma.co.id/berita-read-mendaki_5_gunung_di_ketep_pass.html
Ini salah satu ini gambaran di dalam museumnya. lebih jelas silahkan dilihat di link ini ya... atau klik gambarnya hehehhe http://turisma.co.id/berita-read-mendaki_5_gunung_di_ketep_pass.html
Selesai nonton film dokumenter merapi, saatnya istirahat. Dengan menikmati udara sore yang sangat segar dengan aroma khas pegunungan dan pemandangan yang menakjubkan, aku menikmati mie goreng dan kopi hitam yang cukup mengenyangkan perutku. Sambil menunggu mie goreng pesananku datang, sempat juga mengabadikan gambar alam yang luar biasa
Mie gorengkuuuu.....
http://www.brobali.com/2016/09/ketep-pass-wisata-paling-populer-di-magelang.html
Pemandangan dari Ketep Pass pada malam hari... cantik banget... sayangnya aku ga bisa menikmati kejadian menakjubkan ini, waktu berkunjungku hanya sampai sore hari. lebih jelas silahkan dilihat di link ini ya... atau klik gambarnya hehehhe http://jateng.tribunnews.com/2016/11/20/belajar-menjadi-bijak-setelah-menyaksikan-film-dokumenter-merapi-tak-pernah-ingkar-di-ketep-pass
Icon Gunung Merapi
Pengalaman yang seru... menakjubkan dan melekat dihati. Namun sayang sekali, perjalanan ini merupakan perjalanan terakhirku dengan salah satu teman baikku. Terima kasih teman... terima kasih fotonya ya... kenangan terakhir dari-mu... semoga kau lebih bahagia di sampingNya... amin....
bye.. my friend... i'm sorry and thank you so much...
Share:

Sabtu, 30 Mei 2015

Menikmati Malam Minggu di Malioboro, Jogjakarta

"Hah.... jalan sampek di Malioboro? jauhnya...." komentarku sesampainya di taman parkir Ngabean.

Yup... lokasiku di kota Jogjakarta, agenda setiap tahun mengawal murid-murid study tour. Tahun ini memang tahun yang lumayan berat, tepat di puncak hari libur setelah Ujian Nasional. Akibatnya acara kami penuh dengan jalan, jauh (karena jarak parkir dan lokasi yang kami tuju lumayan jauh), ramai, dan macet. {Nambah catatan ya : saat itu hari Sabtu, tanggal 23 Mei 2015 (^,^)// }

Seperti biasa, tujuan terakhir di study tour kali ini adalah Malioboro, Jogjakarta. Tempat yang wajib didatangi saat ke Daerah Istimewa asal Sultan Hamengku Bawono memerintah. Jalan Malioboro (bahasa Jawa: Hanacaraka,  Dalan Malioboro) adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
 Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo. Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro)

Tepat setelah waktu maghrib kami tiba di kawasan ini. Lampu-lampu di sekitaran jalan telah menyala, warna keemasan pun menyeruak di sekitaran kawasan yang sangat ramai oleh wisatawan.
Setelah menikmati makan malam di lesehan malioboro, barulah aku berkeliling menikmati ramainya jalan ini. Berbekal kamera digital di tangan, aku menangkap beberapa objek yang cukup menarik perhatianku. Indahnya cahaya lampu yang keemasan terpampang di foto hasil bidikanku cukup memuaskan sebagai kenangan jalan-jalan kali ini.
 
Sesampai di kawasan Benteng Vredeburg, terlihat sangat ramai. Di sana banyak terdapat umbul-umbul bendera salah satu TV swasta. Ketika masuk ke dalamnya, ternyata ada syuting Mata Najwa ... Yup... sangat kebetulan, aku salah satu penggemar acara ini. Tema Mata Najwa saat itu adalah "Indonesia Menyala" dengan narasumber Menteri Pendidikan, Anies Baswedan, Menristek Rusdiantara dan Menteri Ketenagakerjaan. Sangat kebetulan tema pendidikan dibicarakan saat itu, sesuai dengan bidangku. Namun sayang, aku hanya bisa menyaksikan siaran langsung itu beberapa menit saja, karena aku harus kembali bergabung dengan rombongan. 
Walau sebentar, aku sempat mengabadikan beberapa foto sebagai kenang-kenangan. Tapi sayang, gambar yang aku ambil tidak sebagus yang aku kira heeem....
http://en.wikipedia.org/wiki/Fort_Vredeburg_Museum
 *Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta saat siang hari*
 
 
Walau ga' pake selfie, cukup tanganku saja yang mewakili ya.....
Dan malam minggu kali ini cukup menyenangkan di tempat yang sangat istimewa. Mungkin lain waktu harus diulang kembali dengan seseorang yang istimewa juga... eehhh....


Sumber :

Share:

Senin, 27 Oktober 2014

Kangen Laut

Heeem... dua hari ini aku gagal move on, gegara rencana mengisi liburan gagal total. Pengennya menghabiskan 2 hari liburan di luar kota, menghirup oksigen di daerah lain. Tapi ternyata hari liburanku kuhabiskan di dalam kamar hhuuuffff ... benar-benar gagal move on.

Sepertinya aku harus cepat move on, demi senin pagiku yang sibuk. Kalau aku tidak bisa move on, kebayang kacaunya hari seninku besok. Heeeem... pikir dipikir... kok aku jadi kangen laut ya???
Yup... kalau dihitung-hitung udah lebih 6 bulan aku belum lagi menginjakkan kakiku di atas pasir air asin itu. Terakhir ke Pantai Tempursari, Lumajang. Sambil memproses feelingku untuk move on, aku mencoba mengobrak abrik file di leppyku. Dan ketemulah beberapa koleksi fotoku yang sedang bergumul dengan pasir dan air asin itu.

Okey... aku review sedikit perjalananku ke beberapa pantai di sekitaran pulau Jawa Indonesia.
1. Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur (29 November ‎‎2009)
 
Ini adalah perjalanan pertama The Angels (Aku, Mbak Nia, Bu Sayu, Bu Maria) temen-temenku di sekolahku mengajar dengan formasi lengkap, tanpa Charlie. Tepatnya pada hari minggu, 29 November ‎‎2009. Sebenarnya tempat ini bukanlah lokasi wisata Pasir Putih, tapi lebih tepatnya pantai di belakang Villa seorang teman. Namun jika ditelurusi terus menuju ke timur akan bertemulah dengan lokasi wilayah Pasir Putih Situbondo. 

*Sebagai info buat yang pengen jalan-jalan ke Pantai Pasir Putih bisa dengan mudah menggunakan mobil pribadi maupun angkutan umum, karena posisinya di pinggir jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Jarak lokasi wisata ini berjarak + 174 km dari Surabaya atau sekitar 4 jam perjalanan*

Serasa bagaikan privat island, kami berlibur menikmati hangatnya mentari dan ombak yang saling berkejaran. 
 

2. Parangtritis, Jogjakarta
Entah berapa kali aku bermain pasir di pantai ini, kalau dilihat di koleksi fotoku masih 3, tapi di album foto lama juga ada. Sepertinya aku cukup menampilkan ketiga even itu saja kali ya.... biar g terlalu bingung hehehe.

Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun beberapa kesempatan, aku menapakkan kaki di pantai ini selalu pagi buta dan siang hari, belum pernah saat sore saat menikmati matahari tenggelam.

1 Mei 2010
Dalam rangka study tour akhir tahun ajaran kelas 9, agenda rutin sekolah kami. Parangtritis biasanya menjadi tujuan pertama sebelum masuk ke kota Jogjakarta. Beberapa kenanganku bermain air di sana bersama murid-muridku, sungguh menyenangkan (^_^)//
*coba tebak, mana gurunya??? mana muridnya??? hehehe :P

4 Juli 2010
Dalam tahun ini, dua kali berturut-turut aku mengunjungi pantai laut selatan ini. Kali ini dalam rangka mengikuti rombongan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Kota Jogjakarta. 
Awalnya mengikuti kegiatan ini terpaksa, karena sudah terlanjur diajak Ibu, dibayarin pula hehehe... mumpung gratis, jadi ikut aja. Nah .... salah satu acara jalan-jalanya mengunjungi Parangtritis yang bulan sebelumnya sudah aku datangi. Inilah kegilaanku saat bermain di pantai *backsound - Anak Pantai*

18 Mei 2014
Beberapa bulan yang lalu, tepatnya di acara yang sama seperti di atas, study tour kelas 9 sekolahku. Namun kali ini aku sengaja menjauh dari deburan ombak, karena beberapa hal. Salah satunya takut entar jadi kalap kalau sudah terkena air laut, bisa-bisa beneran mandi laut dan gak mau pulang hehehe.... Mengabadikan kenangan di pinggir pantai saat matahari baru muncul itu mempunyai kepuasan tersendiri. Mungkin aku akan bahas tersendiri tentang pantai Parangtritis ini di lain waktu, pantai yang setiap tahun aku kunjungi.

Ini dia beberapa hasil jepretanku di pinggir pantai ini
 


3. Pantai Depok, Jogjakarta (13 Mei 2012)
Pantai ini merupakan tetangga dari pantai Parangtritis, sekitar 1,5 km dari Parangtritis. Di sini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan terdapat banyak sekali tempat makan yang menyajikan sajian seafood, yang tentunya ikan-ikannya masih segar hasil langsung dari nelayan.

Pemandangannya tak jauh beda dengan Parangtritis, hanya lebih sepi pengunjung dan lebih nyaman. Namun ombaknya lebih besar dan pantainya lebih
menjorok ke laut. Inilah beberapa kenanganku yang tertinggal di Pantai Depok

4. Pantai Papuma, Jember (5 Januari 2014)
Pantai ini sudah aku kupas habis di postinganku sebelumnya (http://ariewia.blogspot.com/2014/09/siang-itu-di-tanjung-papuma-jember.html). Betapa serunya perjalananku dari sakit sampai sembuh total hehehe... 

5. Pantai Tempursari, Lumajang (13 April 2014)
Perjalanan panjang ke pantai ini juga sudah aku posting sampai habis (http://ariewia.blogspot.com/2014/07/bersakit-sakit-dahulu-bersantai-di.html). Walaupun tidak bermain air di pantai ini, dikarenakan keganasan ombaknya, namun kenangan itu tak akan pernah habis oleh waktu dan apapun. Namu sayang sekali... tempat ini sudah tak ada lagi, hilang terkena abrasi. Jadi kenangan tinggalah kenangan :'((

Sungguh... hari ini aku sangat merindukan laut... pantai... dan deburan ombak .... serta bau air laut


Share:

Translate

Tentang aku dan blog-ku

Mengabadikan momen dan kenangan itulah tujuanku membuat blog ini. Setiap momen, kebiasaan, kegemaran yang kutulis di sini sangatlah berarti untukku. Tak ada maksud untuk riya' atau menyombongkan diri, hanya sebagai pengingatku. Aku termasuk orang yang gampang lupa akan kenangan. Karena itu kubuatlah blog ini, agar aku selalu ingat apa yang telah aku lalui dan aku telah lakukan. Selamat membaca kenanganku teman...
ariewia. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers